Monday, April 13, 2009

conspiracy?


bicara konspirasi selalu mengingatkan saya pada "Indonesia"
karena entah kenapa konspirasi selalu menjadi topik paling hangat di Indonesia ini...
mulai dari pembunuhan munir, kasus korupsi sampai yang paling "happening" saat ini seperti guyonan soal "protocol of Zion"

sebenarnya saat ditilik ulang..., ada sebuah pertanyaan besar yang mengganjal di benak saya :
mengapa bangsa kita begitu gemar mengungkapkan berbagai teori soal konspirasi dalam menghadapi masalah yang ada di depan kita saat ini.
krisis ekonomi akibat kospirasi, pengaruh buruk pornografi adalah konspirasi.., etc...etc...etc...

pernahkah terpikir bahwa ada kospirasi atau tidak..., kita BISA mencegah hal buruk yang direncanakan oleh siapapun ( lepas dari teori "konspirasi" ini benar atau tidak) ?

sepertinya kita sering "terlena" menyalahkan orang lain ( Zionis busuk, Liberal keji, dll...) daripada mencari solusi dari apa yang kita alami sendiri saat ini....
sekalipun kita mencerca dan "mengungkap rencana jahat" (kalau ada) orang lain..., apakah apa yang terjadi pada kita akan berubah menjadi lebih baik?

- Krisis Ekonomi akibat kospirasi asing! ( lupa kalau eksport non migas kita belum maksimal..., saat harga minyak turun kita kelabakan )

- terjangan ekonomi kapitalis memiskinkan kita! ( Lupa kalau monopoli pemerintah menyengsarakan petani dan peternak..., saat harga beras sedang "bagus" pemerintah mengImport beras dari Thailand.., saat harga ayam sedang "bagus" maka import paha ayam amerika... sistem ekonomi pasar bebas tapi dengan pendekatan intervensi pemerintah yang terlalu besar..., mana bisa beres?)

- Pornografi merajalela akibat terjangan liberalisme! ( aparat hukum saja mudah disuap..., pembajakan tidak ditindak dengan tegas..., bagaimana caranya mengontrol pornografi?)

pada sebuah buku ( chicken soup for the college soul) saya pernah membaca sesuatu yang menarik :

seorang anak muda yang marah dan kesal pada ayahnya menulis di essay yang dikumpulkan ke dosen filsafatnya "saya anak orang tolol!!!" dan jawaban yang menyentak muncul dari sang dosen yang mengembalikan catatan tersebut ( dan ternyata menanggapinya dengan serius) :
apa hubungan "anak orang tolol" dengan kelanjutan kehidupan anak itu sendiri?


ya! kita terlalu senang bermain "salahkan orang lain" daripada berpikir dan bertindak bagi diri kita sendiri! tidakkah kita sadar bahwa dengan menyalahkan orang lain atas segala hal yang terjadi pada diri kita..., secara tidak langsung kita telah menempatkan diri kita sendiri sebagai "object" dan bukannya "subject" dalam kehidupan kita sendiri?

saya melihat..., saya berpikir..., dan suatu saat saya akan mencapai "kesadaran" ( Liongky Nugraha )

1 comment:

  1. kerena menyalahkan ketidakmampuan diri sendiri itu menyakitkan..

    kita lebih suka menuding negara lain membuat kita tidak berdaya daripada mengkritik betapa rendahknya disiplin, ketjakeras, kejujuran dan integritas yang kita punyai..

    ReplyDelete